Kamis, 02 Januari 2020

Kajian Terhadap Kinerja Dan Pengembangan Karyawan Operasional Hotel Bali Hyatt

I Nyoman Sudharma
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur kinerja karyawan operasional secara keseluruhan (Front Office, House Keeping, dan Food & Beverage) untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan signifikan kinerja karyawan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan signifikan kinerja karyawan operasional pada departemen FO, HK, dan FB menurut faktor-faktor yang dinilai serta untuk menentukan pola pengembangan karyawan berdasarkan hasil penilaian kinerja (Performance Appraisal).
Objek penelitian ini adalah karyawan operasional (Rank File) Hotel Bali Hyatt, yang berjumlah 245 karyawan secara purposive. Penelitian ini menggunakan metode statistik deskriptif dengan teknik analisis uji-t dan one way ANOVA.. Dengan tingkat signifikan yang diterapkan adalah 5 persen.
Berdasarkan hasil analisis terhadap Performance Appraisal yang terdiri atas 5 faktor dan 12 variabel yang mampu menunjukkan bahwa kinerja karyawan pada bagian operasional secara keseluruhan (Front Office, House Keeping, Food & Beverage) paling tinggi baru mencapai 70 persen (42,00) dari yang diharapkan. Kinerja karyawan operasional pada bagian Front Office, House Keeping, dan Food Beverage, dan kinerja karyawan pada tiap-tiap bagian menurut faktor-faktor yang dinilai adalah memang berbeda nyata.
Hasil penilaian kinerja karyawan operasional menunjukkan 25 orang ada pada tingkat rata-rata, 115 orang berada di bawah rata-rata, dan 105 orang berada di atas rata-rata. Berdasarkan hal ini rencana pelatihan dan pengembangan dapat ditentukan sesuai dengan strategi dan kondisi perusahaan. Dari hasil penelitian ini Hotel Bali Hyatt dalam mengelola SDM-nya harus mampu membedakan kontribusi tenaga kerja terhadap perusahaan, memberikan penghargaan kepada karyawan yang berhak mendapatkan, memupuk kekuatan dan mengurangi kelemahan penampilan kerja, serta menciptakan suatu iklim komunikasi yang jelas antara atasan dengan bawahan dalam hubungan kerja untuk mencapai tujuan dengan penekanan nilai inti organisasi.
Kata kunci : kinerja, pelatihan, pengembangan, performance appraisal

1. PENDAHULUAN
Peran SDM dalam organisasi mempunyai arti yang sama dengan pekerjaan itu sendiri. Keusangan pengetahuan, keahlian, keterbatasan informasi pada karyawan dapat menurunkan kemampuannya dalam menjalankan tugas-tugasnya. Begitu pula dengan munculnya tantangan-tantangan baru yang dihadapi organisasi menyebabkan karyawan sering kali kehilangan kompetensi dan wawasan yang cukup untuk menjawab tantangan tersebut.
Perusahaan besar sekalipun tidak mampu bersaing hanya dengan mengandalkan kebesaran dan skala bisnis yang dimiliki, tetapi harus responsif terhadap perubahan. Proses bisnis tidak lagi dijalankan berdasarkan aturan dan hierarki, tetapi dikendalikan oleh visi dan nilai. Itu semua memerlukan kemampuan SDM yang dapat diandalkan, yang memiliki wawasan, kreativitas, pengetahuan, dan visi yang sama dengan visi perusahaan. Setiap orang dalam organisasi harus mampu menjadi leader. Oleh sebab itu, peningkatan terusmenerus kemampuan dan keahlian karyawan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dielakkan. Dengan demikian, pelatihan dan pengembangan telah menjadi bagian dari kebutuhan ini. Pelatihan dan pengembangan merupakan bagian dari human investment.
Hasil survei yang dilakukan oleh Grant Thornton (Swa, 2002) menunjukkan bahwanilai investasi untuk SDM di beberapa perusahaan cukup menjanjikan. Sebagai contoh salah satu hotel terkemuka di Jakarta telah mengalokasikan sejumlah US $ 70.000 hanya untuk memberikan pelatihan kepada para manajernya agar menjadi lebih andal. Salah satu teknik
untuk mengetahui kemampuan karyawan adalah dengan menggunakan alat Performance Appraisal secara objektif. Dengan menganalisis Performance Appraisal akan dapat diketahui kinerja karyawan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan pada masa yang datang sehingga perusahaan mampu bersaing dengan organisasi lain yang sejenis.
Menurut Randall (1999), Performance Appraisal mengacu pada sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai, dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Fokusnya adalah untuk mengetahui seberapa produktifnya seorang karyawan dan apakah ia mampu berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang sehingga karyawan, organisasi, dan masyarakat semuanya memperoleh manfaat.
Download jurnalnya