Rabu, 01 Januari 2020

Mengaji dan Berbuka Soto Degan di Masjid Cheng Hoo Jember

Guru Madrasah
Suasana Mengaji di Masjid Cheng Hoo Jember
 Masjid Cheng Hoo Jember yang berada di Kelurahan Sempusari Kecamatan Kaliwates ditempati mengaji oleh para mualaf. Tentu bukan perkara mudah belajar membaca Alquran dalam tulisan Arab. Sejak kecil hingga dewasa mereka tidak pernah belajar mengaji. Namun, usia dan kesulitan itu tidak mematahkan semangat mereka. Dengan terbata-bata mereka mengikuti instruksi dari guru ngaji.

Kebetulan metode yang digunakan untuk belajar ngaji para mualaf di Masjid Muhammad Cheng Hoo Jember ini tidak seperti metode cepat yang lain. Dalam metode ini peserta yang belajar ngaji diajak bernyanyi. Bukan sekadar menyanyikan lagu biasa, lagu yang dinyanyikan adalah lagu yang berkaitan dengan metode belajar mengaji.

Para peserta belajar mengaji Alquran bersemangat. Mereka dengan lantang bernyanyi Saya bawa lidi ini dengan nada lagu Burung Kakaktua sambil memperagakan gerakan. Lirik lagu yang mereka nyanyikan adalah beberapa kata kunci untuk mengenal huruf Arab
. Misalnya saya bawa merupakan bunyi dari huruf Arab سَيَبَوَ , dengan terlebih dulu mengenal bunyi yang sering di dengar, para peserta lebih mudah mengingat bentuk. Begitu juga dengan kata lidi ini merupakan bunyi dari huruf Arab لِدِ اِنِ .

Begitu tutor menunjuk huruf, otomatis peserta membunyikannya. Jika lupa, maka peserta otomatis mencari sendiri, huruf itu bunyinya apa. Mereka mencari dari kata kunci lidi ini. Begi seterusnya hingga mereka bisa mengetahui itu huruf apa, setelah dalam tahap mengenal huruf pisah dan huruf sambungnya.

Itu merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Pengurus Masjid Muhammad Cheng Hoo Jember. Kegiatan belajar mengaji sudah dimulai sebelum Ramadan. Kebetulan pada hari ketujuh Ramadan atau bertepatan dengan 12 Juni 2016, adalah hari pembukaan kegiatan Cheng Hoo Mengaji, Bisa Ngaji Sebelum Lebaran. Kebetulan pula, hari itu ada liputan dari SCTV, yang kemudian ditayangkan langsung proses mengajinya.

Tidak hanya diikuti oleh para Mualaf, kegiatan pembukaan Cheng Hoo Mengaji juga dihadiri oleh para mahasiswa dan pelajar yang kebetulan tertarik dengan metode cepat belajar mengaji. Jadi, selain dihadiri oleh orang yang ingin belajar mengaji, ada pula yang ingin mempelajari metodenya. Salah satu mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan tersebut adalah Aini Wardatut Toyyibah, Aktivis IPPNU Jember ini bahkan sudah bisa mendampingi guru ngaji dan sebagai tutor pengganti.

Dari acara tersebut dapat diketahui dua hal, pertama masih ada bahkan mungkin banyak orang yang belum bisa membaca Alquran. Tetapi di satu sisi, ada orang-orang yang ikhlas dan tulus untuk mengajari Alquran. Ada pula orang-orang jenius yang menciptakan metode belajar mengaji dengan cepat yang menarik. Kru televisi SCTV yang hendak melakukan liputan bahkan tertarik untuk belajar membaca dengan metode tersebut. Sebelum peserta hadir, mereka menjadi peserta dadakan.

Acara yang tersebut juga dihadiri oleh ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jember, Afton Ilman Huda. Tokoh yang biasa dipaggil Gus Afton ini juga merupakan salah satu pembina PITI (Pembina Iman Tauhid Islam a.k.a Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) Jember. Hadir pula pengurus IPNU Jember, Moch. Aminullah.

Belajar mengaji para peserta berakhir sekitar pukul 16.30 WIB. Sambil menunggu buka puasa orang-orang yang hadir melakukan kegiatan masing-masing. Ada yang salat sunah di ruang utama masjid Cheng Hoo, ada membaca Alquran, ada pula yang sekadar duduk dan bercengkerama dengan temannya. Sementara itu, beberapa orang mempersiapkan makanan buka puasa yang berupa es susu cendol dan makanan berupa soto degan.

Menu makanan yang disediakan membuat penasaran. Selama proses penyiapan makanan, banyak orang yang keheranan, kelapa kok dibakar di atas kompor. Ternyata itu adalah kelapa muda yang dimasak dengan bumbu soto. Jika soto biasanya diisi dengan daging ayam atau pun daging sapi, soto degan di Masjid Cheng Hoo Jember ini yang dimasak jadi soto adalah daging kelapa muda atau Degan ditambah dengan jamur jerami.

Meskipun porsi takjil berupa es susu cendol tak sebanding dengan jumlah orang yang hadir, tetapi semua bisa merasakannya. Dalam keterbatasan tersebut mereka saling berbagi. Ada yang segelas dimakan berdua dengan temannya. Orang yang tidak kebagian soto degan, berbuka dengan nasi kotak. Sungguh sangat berkesan.

Setelah sebagian besar orang selesai bersantap buka puasa, mereka salat jamaah magrib. Selanjutnya sebagian peserta meninggalkan masjid Cheng Hoo, sebagian lain menunggu salat tarawih di masjid Cheng Hoo Jember untuk kemudian mengikuti kegiatan belajar ngaji cepat setelah tarawih.

Sebelum  meninggalkan masjid, tidak sedikit yang menyempatkan diri untuk berfoto dengan latar belakang Masjid Cheng Hoo Jember yang didominasi warna merah tersebut.