Rabu, 02 September 2020

Pramuka Itu Berkarakter Koran Saja yang Sok Asyik | Catatan Judul Berita Radar Ijen

Guru Madrasah
- Radar Ijen, anak media Jawa Pos Goup di Kabupaten Bondowoso, menurunkan berita “Pramuka Itu Berkharakter, Keren, dan Asyik”. Jika ada yang berpikir ada kesalahan ketik dalam tulisan ini, maka orang itu salah. Saya hanya menulis ulang judul yang ditulis dalam harian yang menjadi satu dengan Radar Jember, dan Radar Semeru (Lumajang).

Judul Berita Radar Ijen yang Sok Asyik dengan menambahkan huruf 'h' -


Berita tersebut berisi tentang kegiatan Pramuka yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bondowoso. Tulisan ini tidak sedang membahas isi berita, hanya berkenaan dengan penulisan judulnya saja. Judul berita yang ditulis besar dan menjadi fokus pertama dalam pembacaan berita.

Sebuah judul haruslah menggelitik, fenomenal, bahkan menggelegar. Jika perlu harus kontroversial. Itu semua tetap harus dalam kaidah penulisan judul yang baik disertai ketaatan terhadap aturan penulisan bahasa Indonesia. Penulisan judul harus diawali dengan huruf kapital kecuali kata sandang, partikel, dan preposisi. Selain itu juga harus menggunakan kata baku. Ditambah lagi tidak lebai dalam menulis.

Judul memang cenderung lebai, apalagi judul berita daring (online). Agar banyak yang tertarik dan membaca, agar laman situsnya tetap hidup. Mungkin kelebaian judul itu masih bisa ditoleransi selama tidak lebai dalam pola penulisan. Sementara itu, Radar Ijen, sebagai media berbasis cetak (kertas) sepertinya juga mengarah ke lebai. Tetapi lebai dalam penulisan.

Tuduhan ‘lebai’ terpaksa saya gunakan karena sebagai pembaca setia Radar Ijen yang menjadi satu dengan Radar Jember, saya merasa geli. Sebuah koran yang punya kredibilitas, dan tentunya juga memiliki editor bahasa yang ‘seharusnya’ mumpuni. Media sebagai agen yang ikut menjaga keberadaan dan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar justru memberikan contoh penulisan yang tidak tepat.

Jika ketidak-tepatan (kesalahan penulisan karena kesalahan ketik) ada di badan berita, mungkin tidak terlalu mencolok. Yang terjadi dalam berita di atas, justru ada di judul berita yang sangat mencolok dan ada di halaman muka Radar Ijen.

Akhirnya muncul pertanyaan tambahan dalam diri saya. Benarkah ada editor bahasa untuk Radar Ijen? Jika ada, apakah editor bahasa itu mau berusaha mengerti bahasa Indonesia? Karena tidak ada yang bisa memahami seluruh kata dalam bahasa Indonesia yang jumlahnya mencapai puluhan ribu. Cukup berusaha mengerti, dengan cara membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia, jika enggan membuka kamus  dalam bentuk cetak, tersedia banyak sekali situ KBBI daring (online), tinggal klik dan ketik.

Kesalahan adalah sesuatu yang sangat manusiawi. Bukan berarti editor bahasa dan ahli bahasa tidak pernah salah ucap maupun salah ketik. Setidaknya dengan berusaha lebih jeli, makan sebuah koran yang disebut sebagai salah satu agen pengguna dan penjaga Bahasa Indonesia, juga bisa menjadi contoh yang baik dalam berbahasa Indonesia. Yaitu dengan mengetik ‘berkarakter’ tidak perlu lebai dengan menyisipkan huruf ‘h’ di setelah huruf ‘k’ yang pertama.

Yang ada dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah kata ‘karakter’. Ada dua lema karakter dalam KBBI. Lema yang pertama berkaitan ngan psikologi yaitu bermakna sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Bersinonim dengan waktak dan tabiat. Berkarakter berarti memiliki karakter. Lema karakter yang kedua adalah istilah dalam bidang komputer yang berarti huruf, angka, ruang, simbol khusus yang dapat dimunculkan pada layar dengan papan ketik. Kedua kata karakter tersebut ada ada halaman 623 Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Keempat yang diterbitkan pada Januari 2014.

Kata kharakter tidak berhasil saya temukan dalam KBBI ini.

Salam !